CERPEN "RINDU QURBAN DI NEGERI JAUH" MENJELANG HARI RAYA IDUL ADHA 1445 H

  • 11:36 WITA
  • Admin
  • Artikel

Rindu Qurban di Negeri Jauh

Suara keramaian di sebuah kota besar yang penuh dengan kesibukan, tinggallah seorang pemuda Bernama Haikal. Seorang mahasiswa penuh Impian dan angan angan yang Tengah menempuh Pendidikan di luar negeri, Haikal telah meninggalkan kampung halamanya yang indah sudah sangat lama. Kerinduan terhadap kerabat, keluarga hingga tanah airnya tak akan pernah  hilang dari hatinya.

Hari ini, pada setiap tahun yang sama Ketika datangnya hari raya idul adha, wajah haikal dipenuhi rasa rindu yang mendalam akan suasana dan momen indah saat ia dan keluarganya merayakan hari raya qurban.

“Haikal! Haikal!” Teriak ibu Haikal dengan sangat keras. Haikal yang kaget setengah sadar melihat ada seekor sapi yang lepas dari kandangnya.

“Haikal! Sini bantuin tangkap sapi!”.

Tanpa sadar seekor sapi itu langsung memporak-porandakan kerumunan warga, meski pada akhirnya semua orang tertawa Bersama keringatnya.

“Wahhh sudah sangat lama kejadian itu kalau dpikir pikir lagi ternyata hari raya di desaku begitu meriah dan menyenangkan”. Ujar haikal dengan kerinduanya

Dalam benaknya, selalu teringat jelas senyum hangat keluarga dan orang-orang di desa yang tak ternilai harganya.

Namun, Haikal harus tetap menghadapi kenyataan bahwa idul adha tidak akan sama seperti di kampung halamanya, sedih memikirkan suasana kekeluargaan yang tak dapat ia temukan di Tengah ramainya kota besar.

Walaupun demikian, Haikal tidak ingin berdiam diri dan meratapi nasibnya. Ia bertekad untuk menjalani idul adha tahun ini dengan penuh semangat walaupun jauh dari kampung halamanya. Haikal dengan tekad yang kuat mencari informasi terkait tempat yang menyelenggarakan pemotongan hewan qurban di kota tempat dia tinggal.

Keesokan harinya tepatnya hari raya idul adha, Haikal bergegas pergi ke tempat pemotongan hewan qurban. Dari kejauhan ia melihat banyak sekali orang berkumpul, mereka saling berbagi senyum, dan bercakap cakap satu sama lain dalam hangatnya kebersamaan. Meskipun mereka hanyalaah orang asing tapi bagi Haikal suasana yang tercipta itu membuat Haikal merasa hangat tak terhingga di hatinya, sekilas ia melihat bayang-bayang seperti di kampung halamanya, Haikal merasa dekat dengan keluarganya melalui ikatan yang terjalin dalam ibadah qurban itu.

Haikal turut ikut serta dalam proses pemotongan dan pembagian hewan qurban kepada mereka yang membutuhkan. Haikal merasakan kebahagiaan sesungguhnya, sebab berbagi dan juga peduli terhadap sesama adalah inti dari makna idul adha itu sendiri.

“Hari raya tahun ini  begitu berarti bagiku, Aku dapat belajar satu hal bahwasanya idul adha terbentuk dari kebersamaan.”

“Ketika kita berbagi dan memberi, secara tidak langsung kita juga telah membuat orang lain Bahagia”.ujar haikal dalam hatinya sembari melihat keatas dengan penuh semangat.

Saat matahari mulai terbenam, dengan penuh rasa kebahagiaan Haikal Kembali ke tempat tinggalnya dengan hati yang penuh kehangatan. Meskipun berada di Negeri yang jauh, namun semangat akan kebersamaan dan peduli terhadap sesama harus tetap terjaga, dalam rindu yang mendalam jarak tidak akan pernah bisa memisahkan hati yang tulus dalam melakukan hal kebaikan dan beribadah.